Click If You LOVE Indonesia!

Thursday, October 6, 2011

Antisipasi Mahasiswa Terhadap Era Borderless Untuk Tetap Memiliki Rasa Nasionalisme

Era borderless yang dimaksud adalah era dimana satu negara dengan negara lain tidak ada batasan. Bukan dalam arti batasan wilayah, tetapi batasan transfer budaya seperti bahasa, gaya, mode, trend, dll. Era ini juga dapat dimaksudkan sebagai era globalisasi, yaitu proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya yang menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak dan elektronik. Khususnya, globalisasi terbentuk oleh adanya kemajuan di bidang komunikasi dunia. Globalisasi berpengaruh pada hampir semua aspek kehidupan masyarakat. Ada masyarakat yang dapat menerima adanya globalisasi, seperti generasi muda, penduduk dengan status sosial yang tinggi, dan masyarakat kota. Namun, ada pula masyarakat yang sulit menerima atau bahkan menolak globalisasi seperti masyarakat di daerah terpencil, generasi tua yang kehidupannya stagnan, dan masyarakat yang belum siap baik fisik maupun mental.

Kita tahu bahwa terdapat dua bagian negara di dunia, yaitu barat dan timur. Negara barat memiliki mayoritas negara maju diunia, sedangkan bagian timur sebaliknya memiliki mayoritas negara berkembang. Kita mengetahui bawha negara kita, Indonesia, terletak dibagian timur.

Sebagian besar negara berkembang, masyarakatnya gemar mengikuti budaya barat yang dianggap sudah maju. Disinilah era borderless sangat berperan. Banyak gaya hidup kebaratan yang diadopsi di Indonesia. Contohnya:

1. Gaya hidup konsumerisme adalah paham atau ideologi yang menjadikan seseorang atau kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan. Gaya hidup hedonisme, selalu mengejar kesenangan sesaat tanpa memikirkan kepentingan esok.

2. Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup

3. Kurang peka terhadap nilai kesopanan dimana di Indonesia masih menjunjung tinggi nilai ketimuran itu. Contohnya seperti bergandengan, berpelukan, atau bahkan berciuman didepan umum. Dimana hal-hal tersebut masih dianggap tabu di Indonesia, berbeda dengan dinegara barat yang menganggap hal-hal tersebut sudah biasa.

Kita sebagai mahasiswa yang notebene adalah orang yang disebut-sebut sebagai intelektual muda, harus mengantisipasi pengaruh era borderless ini agar tidak menghilangkan rasa nasionalisme kita kepada bangsa Indonesia kita tercinta ini.

Namun menurut saya, tidak ada salahnya memandaatkan era bordeless ini. Tapi hanya hal yang positif saja. Atau secara sederhana, ikutilah budaya atau gaya hidup negara lain yang bermanfaat positif dan tidak menimbulkan hal-hal negatif. Seperti contohnya:

1. Orang barat menghargai waktu

2. Mayoritas merek bekerja secara ulet dan sungguh-sungguh

3. Disiplin

4. dll

Sebenarnya banyak hal yang bisa dimanfaatkan dari era tnpa batas ini, tetapi para pemuda/i banyak yang masih kurang memanfaatkan era ini. Mereka justru terjerumus kedalam hal-hal buruk. Seharusnya kita memanfaatkan era ini untuk berkembang lebih dan lebih lagi. Sesungguhnya mereka yang terjerumus dalam hal yang seharusnya bisa menguntukan mereka adalah orang-orang yang sanagt merugi.

Untuk mengantisipasi goyahnya jiwa nasionalisme kita sebagai mahasiswa, bukan berarti kita tidak boleh berpartisipasi dalam era borderless ini. Seraplah atau adopsilah era borderles tanpa melupakan identitas dan adat ketimuran serta jangan meninggalkan rasa nasionalisme kita. Terdapat beberapa cara mengantisipasi versi saya:

1. Ikutilah perkembangan era borderless dengan HANYA menyerap hal-hal positifnya saja.

2. Jangan memikirkan efek jangka pendek, tapi pikirkan juga efek jangka panjang.

3. Milikilah rasa bangga terhadap bangsa sendiri, bangsa Indonesia.

4. Jika mampu, berusahalah berkontribusi atas nama Indonesia di kancah global.

5. Jangan merasa malu, memiliki negara yang belum maju.

6. Bersemangatlah, yakinkan diri sendiri bahwa suatu saat nanti negara kita, Indonesia dapat menjadi negara yang baju dan bahkan menjadi kiblat negara-negara barat yang berkuasa saat ini.

No comments:

Post a Comment